Thursday, 2 January 2014
2014 Melbourne Midnight Fireworks Full New Years | 2014 Fireworks - Full...
Apa harus masyarakat NTT meng Import caleg dari tanah Jawa? Sistem pemilihan langsung dengan suara terbanyak yang di terapkan di Indonesia, ternyata mempunyai beberapa celah kelemahan yang sering di salah gunakan oleh partai politik dan caleg-caleg yang mempunyai dana berlimpah yang sumber pendanaan nya di curigai di dapat dari hasil korupsi.. Dengan sistem yang diterapkan sekarang, partai politik bebas memasang para caleg di daerah pemilihan yang bukan daerah asal caleg tersebut, asalkan mempunyai koneksi yang bagus dengan petinggi partai di tambah sumbangan dana kepada para petinggi partai maka, jangankan daerah pemilihan, nomor urut pun bukan suatu masalah Sebenarnya permainan ini tidak salah menurut undang undang pemilu yang berlaku, tetapi keadaan ini membuat ruang gerak anak anak daerah untuk berkiprah dan mewakili masyarakat mereka sendiri di DPR Pusat menjadi terhambat. Bukan karena mereka tidak mampu, tetapi karena mereka sendiri tidak di beri kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka, malahan akhir nya seolah seolah bahwa aspirasi mereka hanya bisa di wakili oleh orang luar yang tidak paham dan tidak mengerti mengenai, adat istiadat dan kebutuhan masyarakat yang di wakilinya Masyarakat sendiri tidak di beri pilihan yang banyak selain memilih para caleg "import" tersebut, selain karna sedikit nya caleg lokal yang diberi kesempatan juga dengan kekuatan uang yang luar biasa yang di dapat dari hasil korupsi para caleg "import" tersebut, mereka dengan bebas melakukan transaksi jual beli suara di masyarakat Hal ini juga terjadi di NTT, sudah 3 periode Setya Novanto, pengusaha yang lahir dan dibesarkan di Jakarta dan Surabaya ini mewakili masyarakat NTT di Pusat. Sebenarnya, rekam jejak orang ini sendiri juga tidak jelas, bahkan sebelum mewakili NTT di Pusat, beliau di sebut sebut terlibat kasus cessie bank bali senilai 500 milyar. Masyarakat NTT sendiri seolah olah sudah tidak punya pilihan lain lagi selain harus meng import kader dari tanah jawa seperti Setya Novanto ini hanya untuk mewakili mereka. Pertanyaan nya apa benar orang ini sudah menjalankan tugas dan fungsi nya sebagai anggota DPR 3 periode mewakili NTT? Ternyata, beliau hanya turun memberikan bantuan setiap 1 tahun sebelum pemilihan legislatif berlangsung. Itu sudah terjadi selama 3 periode ini. Setelah berhasil lolos menjadi anggota DPR, masyarakat NTT hanya dapat mendengar nama beliau di sebut di TV nasional dan media cetak mengenai indikasi keterlibatan beliau dalam kasus kasus korupsi. Ini kah cermin dari orang yang mewakili masyakat NTT di pusat? hanya di kenal karena kasus kasus korupsi nya saja, bukan prestasi nya dalam mengembangkan potensi NTT selama 3 periode ini Mungkin sudah waktu nya, masyarakat NTT, bersuara untuk menolak caleg caleg import seperti Setya Novanto ini, dan mulai mempercayakan aspirasi mereka kepada putra dan putri mereka sendiri di DPR RI..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment